Keberadaan manusia modern tidak terlepas dari Tarik-menarik aspek-aspek materialitas dan spirituaitas. Persoalannya adalah bagaimana menangani Tarik-menarik tersebut. Rabindrananth Tagore mengajak kita, salah satunya untuk tidak menempatkan dunia spiritual sebagai sesuatu yang “berjarak” terlampau jauh, melainkan bagaimana hal itu ditemukan dalam kenyataan konkret kehidupan sehari-hari, dalam dunia yang dipenuhi realitas materi.
Hal tersebut dilakukan dengan menemukan jawaban atas bagaimana seyogyanya manusia bereksistensi di dunia ini, di tengah- tengah kenyataan yang bersifat abadi dan yang temporer, bagaimana yang menyelami tak terbatas dalam kenyataan yang bersifat terbatas. Bagaimana manusia ditengah-tengah kompleksitas dan beragamnya masalah kehidupan terutama terkait dengan bagaimana manusia mampu untuk mengeksplorasi dirinya, dapat dengan jernih mendudukkan persoalan kebenaran dan ketuhanan. Pada akhirnya adalah bagaimana manusia dapat melakukan relaisasi diri secara optimal di dalam kehidupan konkret. Hal ini menandakan juga tentang seberapa dalam hubungan manusia, Tuhan dan alam.
Lalu refleksi kritis apa yang dapat dihasilkan sehubungan dengan pemikiran eksistensi diri Rabindranath Tagore. Refleksi kritis ini menghasilkan beberapa hubungannya dengan poin penting seperti etos kerja dan alam (kosmik etik). Selanjutnya karya ini memaparkan konstruksi tentang manusia antara lain manusia dan alam, penekanan tentang arti penting dalam memahami “dunia maya”, format eksistensi diri, format spiritualitas, dan pemahaman manusia atas diri.