Teknik pembuatan keris yang dimiliki para Empu merupakan warisan kearifan lokal yang harus diapresiasi karena mereka membuat keris dilandasi dengan tujuan yang luhur. Bahwa keris dibuat bukan untuk menimbulkan bencana bagi manusia. Melainkan untuk menyejahterakan, membahagiakan, dan meningkatkan martabat, kepribadian, dan kesaktian pemiliknya.
Keahlian Empu dalam pembuatan keris serta pemilihan bahan menurut hasil kajian ilmiah menghasilkan keris yang kuat, ringan, dan mempunyai corak yang anggun. Orang lain sulit meniru pembuatan keris secara persis Karena ada rahasia yang tidak semua orang dapat mengetahuinya. Bahkan konon pada jaman dahulu rahasia pembuatan keris disimpan dengan sangat rapat sampai pembuat keris meninggal. Pada jaman tersebut teknik pembuatan keris tidak tertuang dalam naskah tertulis, tetapi ada pada pikiran dan ingatan sang Empu, sehingga seiring meninggalnya Empu maka konsep pembuatan ikut sirna.
Teknologi pembuatan keris dahulu berkembang karena para empu saling berusaha membuat keris sebaik mungkin guna memenuhi pemesanan maupun untuk penciptaan masterpiece. Lebih-lebih seiring dengan perubahan jaman fungsi keris merupakan benda aksesoris yang menjadi lambang status seseorang. Sehingga sekarang keris banyak dilihat dari sudut kemewahan, keindahan, dan status social yang tinggi.
Buku ini mengungkapkan teknik pembuatan keris dan perspektif metafisika dan epistemology. Pembuatan keris tidak hanya menyangkut langkah-langkah fisik yang melibatkan tenaga/ketrampilan, pikiran, dan panca indra semata, ia memerlukan langkah spiritual guna memperoleh keris yang sesuai dengan harapan.