Sleman, Yogyakarta (31/8); Fakultas Filsafat kembali meluluskan satu Doktoral baru didalam ujian terbuka yang dilaksanakan pada pukul 13.00 wib waktru setempat. Ujian terbuka Doktoral Fakultas Filsafat kali ini mengangkat kebudayaan Bedoyo-Legong Calonarang atau disingkat BLCA dalam implikasinya terhadap estetika pasca-Modern. Dalam disertasinya, Riana Diah Sitharesmi (45) mengatakan bahwa seni tari bukan sekedar sebagai objek, melainkan wujud yang ekspresif.
Dalam wawancara nya dengan pencipta BLCA, Riana menyimpulkan bahwa beliau berdua sama-sama ingin merehabilitasi subjek budaya itu agar tidak salah dipandang sebagai subjektifitas yang salah. Hal ini dilihat dari disertasinya yang mengatakan bahwa “Bedoyo-Legong Calonarang adalah sebagai karya seni tari yang mendasarkan pada reintrepetasi atas tradisi dan kearifan lokal yang hidup diatas dinamika kehidupan pasca-modern.
Ujian terbuka yang berjudul “Bedoyo-Legong Calonarang Karya Retno Maruti dan Bulantrisna Djelantik Dalam Perspektif Hermeneutika Hans-Georg Gadamer Relevansinya dengan Estetika Seni Pasca-Modern” ini dipromotori oleh Dr. Arqom Kuswanjono dan para penguji yaitu: Dr. Misnal Munir, Dr. Rr. Siti Murtiningsih, Dr. Sudaryanto, Dr. Kardi Laksono, Dr. Sri Widayanti, dan Dr. Ngurah Weda Sahadewa. Riana mengakui bahwa disertasinya masih mengupas sedikit kerangkanya saja. Dengan demikian ia berharap bahwa ada suatu karya ilmiah/penelitian yang mengangkat Bedoyo-Legong Calonarang lebih dalam lagi (Dhio/).